Perubahan lingkungan yang dinamis memberikan tantangan baru bagi organisasi
untuk dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Adaptasi perkembangan
teknologi saat ini merupakan tantangan yang harus dihadapi organisasi di era
Revolusi Industri 4.0. Pengembangan pengetahuan terkait teknologi dan informasi
menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh pengusaha dan pemilik organisasi
saat ini (Sousa & Rocha, 2019). Digitalisasi dan
inovasi teknologi menjadi komponen penting dari organisasi saat ini, dan secara
langsung mempengaruhi proses manajemen dalam organisasi. Inovasi teknologi yang
baru dibuat memungkinkan organisasi untuk mencapai fleksibilitas yang jauh
lebih besar dalam pengambilan keputusan daripada organisasi yang belum
didigitalkan (Kaivo-Oja et al., 2015). Teknologi adalah
faktor dinamis yang bervariasi dari waktu ke waktu Moore (2012) menyatakan bahwa perubahan
ini harus diadopsi untuk kelangsungan bisnis dan kinerja yang lebih baik.
Teknologi yang maju dan baru berdampak langsung pada kemampuan perusahaan untuk
bersaing dalam industri terkait. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui dampak perkembangan teknologi dalam aktivitas bisnis dengan memotret
kecenderungan arah bisnis dikaitkan dengan perubahan teknologi informasi
yang cepat dan radikal serta mengidentifikasi perusahaan start-up dalam
5 tahun terakhir yang berpotensi menjadi unicorn baru di masa yang akan datang.
Perkembangan
Teknologi dan Arah Bisnis Masa Depan
Perubahan lingkungan organisasi berdampak pada paradigma
bisnis saat ini. Dey et al., (2009) menyatakan bahwa
agar tetap kompetitif, organisasi harus terus menilai lingkungan bisnis yang
berubah dan menganalisis kemampuan organisasi yang mengarah pada pengembangan
strategi kompetitif yang tepat. Hal ini disebabkan karena bisnis saat ini didorong
oleh upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan dan di sisi lain tekanan teknologi
yang mengharuskan organisasi dapat mengadopsi teknologi baru untuk
mempertahankan operasi agar efisien dalam rantai nilai yang melibatkan
identifikasi kebutuhan pelanggan, merancang dan mengembangkan produk baru,
merencanakan produksi, pengadaan, manufaktur, pergudangan, dan distribusi
barang jadi kepada pelanggan.
Laju percepatan perubahan teknologi dalam lingkungan
bisnis dewasa ini semakin tidak terbendung. Banyak penelitian telah dilakukan
tentang hubungan antara masalah terkait teknologi dan kinerja bisnis dan
sebagian besar hasilnya menunjukkan bahwa teknologi berperan dalam pengurangan
biaya dan peningkatan efisiensi proses bisnis. Dengan menggunakan teknologi
modern, perusahaan dapat menyesuaikan produksi dengan permintaan secara real
time, mengidentifikasi saluran penjualan dan penempatan baru, mengoptimalkan
struktur organisasi, menentukan struktur produksi, meningkatkan kualitas
layanan dan dengan demikian meningkatkan efisiensi kegiatan organisasi (Rabei & Boienko, 2020).
Bisnis di era revolusi industri 4.0
ditandai dengan inovasi teknologi digital. Kemajuan modern dalam perkembangan
informasi global dan teknologi Internet telah membentuk lingkungan elektronik
global untuk aktivitas ekonomi di Internet. Gojek merupakan salah satu perusahaan swasta
yang dapat memanfaatkan peluang bisnis di era digital pada saat momentum
maraknya pengguna smartphone dan kebutuhan penggunaan transportasi yang sangat
tinggi di masyarakat. Meskipun tidak memiliki armada (sepeda motor dan mobil)
namun mampu menawarkan kemudahan mobilitas bagi konsumen yang tidak memiliki
kendaraan pribadi. Contoh lain yakni Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Shopie yang
mampu menjadi marketplace terkemuka di Indonesia yang menjadi penghubung antara
penjual dan pembeli melalui sistem transaksi jual-beli online yang dibangun
berbasis internet dan kepercayaan, meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki toko
konvensional secara fisik dan berada di
lokasi strategis namun bisa menjual produk. Dalam konteks pemasaran, domain
internet marketing (Kotler & Amstrong, 2013) yang mencakup business to consumer (B2C), business to business
(B2B), consumer to consumer (C2C), dan consumer to business
(C2B), mampu diimplementasikan dengan baik dalam aktifitas bisnis
perusahaannya.
Teknologi digital memungkinkan pengelolaan basis
pengetahuan yang dibuat, ekstraksi pengetahuan dari database, penyebaran
pengetahuan serta analisis pengetahuan yang diperoleh (Krešimir Buntak, Matija Kovačić, 2019). Terkait dengan apa yang telah dirintis dalam
success strory pada contoh di atas, maka keberhasilan penerapan strategi
bisnisnya dalam menghadapi perubahan lingkungan khususnya perkembangan teknologi terlihat dari: 1. Pengembangan pengetahuan
terkait teknologi dan informasi yang
dimiliki oleh pemilik dan pengelola perusahaan (Sousa & Rocha, 2019); 2. Penerapan efektivitas operasional perusahaan melalui teknologi
dengan memanfaatkan sumberdaya secara lebih baik, menetapkan positioning (aktivitas
memproduksi, kebutuhan pelanggan, dan segmentasi pelanggan), Trade-offs dan
Penyesuaian strategi, (Porter, 1996); dan 3. Membangun pandangan masa depan melalui Konsep EDS atau Electronic
Data System (Hamel & Prahalad, 1994).
Seiring dengan perkembangan
informasi dan teknologi digital, bisnis di masa depan tidak lagi berbasis
asset. Bisnis layanan enterprise seperti cloud analytic, big data, fintech,
software as a service, online marketing, on-demand service, e-commerce,
transportasi, edukasi, dan lain sebagainya, akan berkembang dengan cepat. Dengan
demikian maka kecenderungan arah bisnis jika dikaitkan dengan perkembangan
teknologi dan informasi dipengaruhi oleh peningkatan volume data, kekuatan
komputerisasi dan konektifitas, yang kemudian perlu direspon dengan kemampuan
analisis dan business intelligence dalam adaptasi interaksi hubungan manusia
dengan mesin, restrukturisasi kebijakan dan instruksi transfer digital dalam
operasional aktifitas fisik seperti penggunaan robotika dan 3D printing, serta
memanfaatkan dukungan keterbukaan informasi dan aksesibilitas melalui internet.
Evolusi teknologi selalu memberikan tantangan sekaligus
peluang bagi organisasi bisnis. Transformasi digital dapat menjadi salah satu
landasan bagi organisasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif di pasar.
Melalui penggunaan inovasi teknologi informasi-komunikasi, berbagi dan
menciptakan pengetahuan organisasi menjadi lebih efektif dan efisien. Perubahan lingkungan mengakibatkan kebutuhan akan kompetensi yang
berbeda yang dibutuhkan oleh karyawan yang bekerja di organisasi dan yang
terkait dengan kreativitas dalam proses penyelesaian masalah (Schwarzmüller et al., 2018). Organisasi memiliki kemungkinan untuk menciptakan basis
pengetahuan yang di dalamnya dapat mengakumulasi dan menyimpan pengetahuan yang
telah dibuat, juga dapat menganalisis pengetahuan tersebut untuk tujuan yang
berbeda. Namun, kepada organisasi direkomendasikan untuk membuat sistem
manajemen pengetahuan yang tidak hanya didasarkan pada pengumpulan dan
dokumentasi pengetahuan, tetapi juga pada penciptaan hubungan antara
pengetahuan dan penggunaannya untuk tujuan menciptakan nilai. Selain itu,
kebutuhan untuk mengelola pengetahuan organisasi tidak hanya merupakan
konsekuensi dari perubahan lingkungan organisasi, tetapi juga hasil dari
kebutuhan akan adaptasi yang jauh lebih baik terhadap perubahan di masa depan.
Potensi
Start-up Company Menjadi Unicorn Baru di Masa Depan
Perkembangan teknologi baru dan pesatnya perkembangan Internet telah membawa tren bisnis global yang telah berhasil menjual produk dan layanan mereka ke seluruh dunia dalam waktu singkat. Bisnis ini disebut startup. Istilah startup mengacu pada perusahaan pada tahap pertama operasi. Startup didirikan oleh satu atau lebih pengusaha yang ingin mengembangkan produk atau layanan yang mereka yakini ada permintaannya. Perusahaan-perusahaan ini umumnya memulai dengan biaya tinggi dan pendapatan terbatas, itulah sebabnya mereka mencari modal dari berbagai sumber seperti pemodal ventura. Startup adalah perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi. Dengan kata lain, startup artinya perusahaan yang baru masuk atau masih berada pada fase pengembangan atau penelitian untuk terus menemukan pasar meupun mengembangkan produknya.
Berdasarkan hasil perankingan start-up yang berkembang di
Indonesia yang dipublikasikan secara online (www.startupranking.com) terlihat bahwa
beragam perusahaan start-up berada pada pasar industry yang berbeda. Pada
publikasi tersebut teridentifikasi start-up yang sementara berkembang dan diurutkan
berdasarkan peringkat berdasarkan jumlah skor yang dijadikan sebagai indicator
penilaian, diantaranya (dalam artikel ini hanya menampilkan peringkat 1 sampai
6) adalah sebagai berikut:
1. Traveloka, atau lebih dikenal dengan traveloka.com., yang
bergerak di bidang pelayanan pemesanan tiket pesawat dan reservasi hotel
menempati posisi teratas untuk perangkingan dalam negeri (Indonesia). Traveloka.com merupakan situs pemesanan tiket pesawat Indonesia
dengan misi membuat perjalanan menjadi lebih sederhana dan menarik. Pemesanan penerbangan online yang
berbasis di Jakarta didirikan oleh para insinyur Indonesia dengan pengalaman
bertahun-tahun bekerja untuk perusahaan teknologi terkemuka di Silicon Valley,
AS. Traveloka.com sebelumnya
telah meningkatkan investasi seri A dari Global Founders Capital dan investasi
tahap awal dari East Ventures. (Pada akhir tahun 2020 berhasil menjadi
Unicorn)
2. Ruang Guru, merupakan perusahaan penyedia layanan dan
konten Pendidikan berbasis teknologi terkemuka di Indonesia yang
menghubungkan calon murid dengan calon guru untuk belajar di berbagai bidang ilmu.
3. Uzone Indonesia, adalah portal hiburan untuk yang menyediakan layanan
produk hiburan seperti film, tv, radio, aplikasi, buku, berita, musik, dan pembaruan
berita.
4. Alodokter.com, yang merupakan portal yang menawarkan pelayanan dan
informasi di bidang kesehatan di Indonesia yang memberikan pengetahuan medis
kepada masyarakat Indonesia dengan menyediakan konten yang mudah diakses dalam
Bahasa Indonesia dan dengan mengembangkan komunitas kesehatan online.
5. Gilabola.com adalah
komunitas sepak bola paling populer di Indonesia. Dibangun oleh beberapa pionir raksasa portal berita
internet Indonesia yang memberikan layanan berita bola terbaru
dan terpopuler.
6. Mailbird, yang menawarkan kemudahan untuk mengelola semua akun email,
jejaring sosial, penjadwalan, dan lainnya di satu platform menarik dan dapat
disesuaikan.
Jika dilihat dari perkembangannya maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut memiliki potensi menjadi unicorn baru di
Indonesia menyusul beberapa perusahaan yang telah menjadi unicorn sebelumnya
seperti Gojek dan Tokopedia (keduanya kemudian melakukan merger pada bulan Mei
2021), Bukalapak (menjadi Unicorn sejak Tahun 2017), OVO (sejak 2019), dan
J&T Express (sejak awal Tahun 2021). Unikorn (bahasa
Inggris: Unicorn) adalah istilah untuk perusahaan rintisan dengan nilai
kapitalisasi lebih dari $1 miliar. Unikorn merujuk pada hewan mitologi Yunani
berbentuk kuda putih bertanduk. Ini karena perusahaan rintisan yang sukses
seperti itu tergolong langka, hampir mustahil, dan sulit dicapai. Dalam
start-up bisnis juga dikelompokkan ke dalam 6 tingkatan perusahaan, yang
dimulai dari tingkatan palin bawah yang disebut dengan cockroach, pony,
centaurs, unicorn, decacorn, dan tingkatan yang paling mapan yang disebt dengan
hectocorn.
Simpulan
Perkembangan teknologi dan informasi memberikan tekanan
yang sangat besar terhadap organisasi bisnis. Adaptasi perubahan lingkungan
harus dilakukan oleh organisasi sesegera mungkin agar dapat bertahan dan
memenangi persaingan dalam industrinya. Kunci sukses organisasi dalam
perkembangan teknologi adalah kemampuan dan kualitas organisasi untuk
mengkonvergensikan sector industry computing, communications dan content
pelayanan produk, serta melakukan inovasi secara terus menerus. Hal ini juga
perlu didukung oleh pengembangan pengetahuan
para pemilik organisasi dan pengelola terkait teknologi dan informasi dalam penerapan efektivitas operasional
perusahaan guna mencapai tujuan masa depan, karena arah pengembangan bisnis ke
depan bermuara pada bisnis layanan enterprise seperti cloud analytic, big
data, fintech, software as a service, online marketing, on-demand service,
e-commerce, transportasi, dan edukasi, yang core bisnisnya beradaptasi
dengan perkembangan teknologi dan informasi.
Referensi:
Dey, P. K., Ho, W., Albores, P., & Bennett, D. (2009). Technology
and business integration. July.
https://doi.org/10.1080/09537320902969091
Hamel, G., &
Prahalad, C. K. (1994). Competing For The Future. Harvard Business Review,
122–128(Juy-August).
Kaivo-Oja, J.,
Virtanen, P., Jalonen, H., & Stenvall, J. (2015). The effects of the
internet of things and big data to organizations and their knowledge management
practices. Lecture Notes in Business Information Processing, 224(January
2016), 495–513. https://doi.org/10.1007/978-3-319-21009-4_38
Kotler, P., &
Amstrong, G. (2013). Principles of Marketing (15th ed.). Prentice Hall.
Krešimir Buntak,
Matija Kovačić, I. M. (2019). Knowledge Management in Digital Era. Advances
in Business-Related Scientific Research Conference, November, 71–81.
https://www.researchgate.net/publication/337672910_KNOWLEDGE_MANAGEMENT_IN_DIGITAL_ERA
Moore, M. (2012).
Interactive media usage among millennial consumers. Journal of Consumer
Marketing, 29(6), 436–444. https://doi.org/10.1108/07363761211259241
Porter, M. E. (1996).
Porter, M. E. (1996). What is Strategy? Harvard Business Review, 74(6), 61–78. Harvard
Business Review, 74, 61–78.
Rabei, N., &
Boienko, O. (2020). Theoretical And Practical Significance Of Internet
Technologies In Business. Theoretical and Empirical Scientific Research:
Concept and Trends, 1(July), 42–45.
https://doi.org/10.36074/24.07.2020.v1.15
Schwarzmüller, T.,
Brosi, P., Duman, D., & Welpe, I. M. (2018). How does the digital
transformation affect organizations? Key themes of change in work design and
leadership. Management Revue, 29(2), 114–138.
https://doi.org/10.5771/0935-9915-2018-2-114
Sousa, M. J., &
Rocha, Á. (2019). Skills For Disruptive Digital Business. Journal of
Business Research, 94(December 2017), 257–263.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2017.12.051
0 comments:
Post a Comment